Me, My Self, and I

Monday, July 15, 2013

Guru Baru!

So, today's the day!

Akhirnya para guru baru datang bergabung dengan para pejuang yang tersisa di tempat ini. Perkenalan dimulai. Orientasi dimulai. Neraka dimulai.

Baiklah, sodara-sodara. Kita lihat satu-persatu apa saja hal baru yang dibawa guru-guru ini.
Ada yang pendiam. Ada yang banyak bicara. Ada yang malu-malu. Ada yang slengekan. Ada yang guru banget. Ada yang songong. Ada yang nggak pede. Ada yang sok tahu. Ada yang nggak tahu apa-apa.

Well, tidak ada yang baru. Hanya gaya-gaya lama dalam kemasan baru. Hanya pemikiran-pemikiran lama dengan wajah baru. Aku mulai merasa skeptis. Harapanku memupus. Oke, ini baru hari pertama. Don't judge a book from its cover, itu kata orang. But, after all, first impression does matter, right?

Aku menampar pipiku sendiri. Malu, karena tidak membuka pikiran dan hati untuk menerima orang-orang baru ini. Seharusnya aku yang paling mengerti betapa sulit dan meresahkan berada di tempat yang baru.

Aku menampar pipiku sendiri. Lagi. Besok aku akan memulai hariku dengan pikiran yang lebih terbuka. Dengan hati yang lebih ringan. Harus.

Selamat bergabung, teman-teman!

Friday, May 10, 2013

Kemewahan di Balik Kesengsaraan

Akhirnya.

Setelah berbulan-bulan tidak menulis blog, akhirnya mulai menulis lagi karena punya banyak waktu luang. Kenapa? Karena saya dirawat di rumah sakit, sodara-sodara!

Tadi siang, ditemani Mae, aku pergi ke BMC (Bakti Medi Care) untuk memeriksakan diri ke dokter. Aku paling benci dokter dan rumah sakit. Jadi, gejala yang sudah muncul dari hari Selasa dicueki begitu saja.

Aku dan Mae menunggu sebentar di depan ruang prakter dokter umum. Sialnya, ruang dokter umum berseberangan dengan ruang dokter anak. Bagi orang tidak penyuka anak-anak seperti aku, betapa menyebalkannya harus menunggu dengan bayi-bayi berwajah monyet. Tahu kan, bayi-bayi yang baru lahir, mungkin baru berusia 1-2 minggu, biasanya berkerut-kerut kulitnya seperti monyet.

Ketika akhirnya dokterku datang, jeng-jeng! Dokternya cewek dan masih muda banget! "Mampus gue!"

Mae langsung menyikutku. "Don't underestimate. Ntar ga sembuh-sembuh lho!"

Aku masih merapal mantra "Don't underestimate!" ketika perawat menyuruhku masuk.

Ternyata, dokter perempuan tidak segalak yang kubayangkan. Dan kemudaannya tidak sebodoh yang kutakutkan. dr. Giyati memang perempuan tapi dia sangat ramah dan sabar. Dia memang muda tapi tidak cukup bodoh untuk sembarangan membuat diagnosa.

Setelah hasil periksa darah dari lab keluar, dr. Giyati menawarkan rawat inap atau jalan. Setelah diceramahi Mae, akhirnya dapat surat rujukan untuk rawat inap di RS PMI yang terletak lebih di tengah kota. Saya terkena demam thypoid (alias typus), sodara-sodara!

Tulang Ald, adek Mom, pas menelepon. Saat kukatakan aku harus diopname karena typus, tulang malah ngakak. "Jauh-jauh ke Bogor, kok sakitnya typus. Katanya jagoan...." Goodbye, spank you very much, Tulang!

Ga beda, di kantor pun seperti itu. "Lo serius kena typus?" "Kok kayak ga sakit sih, miss?" "Beneran harus diopname?" "Preman bisa sakit juga ya?" "Kok ga kelihatan sakitnya?" Good bye, spank you very much, teman-teman!

Singkat kata, aku berangkat dengan Mae dan Mami Tia ke RS PMI diantar Pak Marno, supir kantor. Langsung ke IGD.

"Nurse, aku bawa surat rujukan dari BMC. Ada hasil lab juga untuk rujukan rawat inap."

"Pasiennya mana, bu?"

"Saya."

Perawat IGD bengong sebentar. Mungkin dia pikir, "Ni orang mau rawat inap kayak mau check in di hotel."

Singkat cerita lagi, akhirnya dapat kamar di VIP Melati di lantai 4. Bless you, Sampoerna, for giving me good room through the insurance company! Sayangnya, krn hujan deras, kilat dan petir yang obral banget di Bogor, dengan menyebalkannya semua elevator mati. Katanya kesamber petir! Imagine!

Tidak mau berlama-lama di IGD (ngebayangin bermilyar-milyar bakteri dan virus ada di situ dan bakal benci banget kalau harus lihat korban kecelakaan masuk), aku berkeras langsung segera ke kamar. Naik apa? Berjalan, sodara-sodara! Naik ke lantai 4 dengan infus sudah di tangan!

Mami Tia ngos-ngosan. Mae masih santai. Akunya lgsg sibuk meriksa kamar dengan antusias. Bwahahahaha....

Mae akan pulang sebentar untuk mandi dan beberes lalu akan datang lagi untuk menemaniku malam ini di RS.

So, here I am! Lying on my bed. I have AC, TV and fridge. Aku teringat pada kamar kostku. Shared bathroom. No AC. No TV. No fridge. I don't even have bed, only mattress.

This is totally not bad. Dalam pemulihan, aku benar-benar bisa beristirahat dari pekerjaan dan memanjakan diri dengan semua fasilitas rumah sakit.

Kemewahan di balik kesengsaraan. I start to like this.